Tentu saja kaidah di atas digunakan ketika Anda sudah siap (nyaris) segalanya. Siap mental, siap ilmu, ada dana darurat untuk hidup kira-kira setahun, ada pasangan yang mau (ya iyalah), tapi ragu tersebab biaya untuk menjamu tamu.
Dalam Islam, rukun nikah (hal-hal yang harus dilakukan untuk memastikan keabsahan nikah) itu sederhana saja. Ada mempelai laki-laki, ada mempelai perempuan, ada wali, ada mas kawin, ada dua lelaki sebagai saksi, dan ada ijab qabul.
Sudah, itu saja.
Yang lain adalah bunga-bunga belaka untuk menghias feed instagram Anda.
Makanya beberapa orang yang saya kenal bercita-cita bikin resepsi yang sederhana saja. Diadakan di taman dengan 20-30 undangan saja: Keluarga inti, teman dekat, dan tetangga. Beberapa malah ingin menikahnya cukup di KUA saja, seperti Suhay Salim itu. Setelah itu bikin pengumuman lewat whatsapp, website, atau media lainnya bahwa kedua orang ini telah menikah. Yang penting tujuan menyiarkan pernikahan itu pada orang-orang sekitar kita tercapai.
Saya pun dulu pernah punya pikiran begitu.
Resepsi pernikahan dengan biaya ratusan juta (atau bahkan miliaran!) rupiah buat saya tidak berangkat dari pikiran logis. Bayangkan melihat uang sebanyak itu yang dikumpulkan dengan susah payah bertahun-tahun tiba-tiba lenyap, hilang tak berbekas (berbekas di foto aja sih), hanya dalam waktu satu hari.
Kerja bertahun-tahun dihapus resepsi sehari!
Lebih buruk lagi kalau pesta sehari itu dibiayai oleh utang. Jadi untuk memuaskan tamu (yang belum tentu juga peduli dengan hidup Anda) beberapa jam saja, Anda harus menanggung tumpukan utang (tentu saja dengan bunganya) di periode awal pernikahan Anda. Yang saya pelajari dari cerita teman-teman atau kolega di kantor, urusan uang ini bisa memancing pertengkaran sampai bikin rusak pernikahan.
Belum lagi kalau tamu yang Anda undang adalah orang-orang julid yang nemuuu aja hal-hal untuk dikomentari.
“Aduh makanannya asin banget ya bund.”
“Ih makeup-nya tebel banget kayak tembok cina.”
“Kok mau ya sama suaminya, buluk gitu.”
“Gosipnya sih cepet banget tuh lamaran sama pernikahannya. Jangan-jangan …”
“Ya ampun resepsi pernikahan sekali seumur hidup kok dekorasinya biasa banget sih.”
Enggak bun. Saya berencana menikah empat kali. Tks.
…
Jangan Ragu Menikah!Selengkapnya »