Teknikal vs Fundamental: Saham Apa yang Layak Dikoleksi Investor Pemula?

Investor ritel pasar modal Indonesia beberapa hari yang lalu dengar keributan yang berpusat di sini.

  • astronacci

Bagi Anda yang ketinggalan: Pegawai suatu perusahaan sekuritas menyindir kurangnya pemahaman mendasar tentang pasar modal dari investor yang hanya menggunakan analisis teknikal untuk trading. Salah satu yang disebut secara spesifik adalah Astronacci.

Yang bikin ramai adalah karena sindiran itu ditanggapi serius oleh orang-orang yang jualan teknik Astronacci ini, salah satunya yang tautan LinkedIn-nya saya cantumkan di atas.

Saya tidak ingin mengulas Astronacci dan apakah teknik itu, secara statistik, bisa dipercaya. Saya cuma ingin berbagi pengalaman investasi saya yang pendek ini. Berikut beberapa insight-nya.

1. Dalam Jangka Panjang, Analisis Fundamental adalah Teknik Terbaik

Dalam jangka pendek, trading dengan analisis teknikal saja bisa menghasilkan keuntungan kok. Saya juga sudah pernah mencobanya. Sayangnya, keuntungan dari teknik ini tidak bersifat konsisten dan longlasting. Setiap trading, Anda harus mempersiapkan batas cut loss untuk meminimalkan kerugian.

Yang pahit adalah apabila beberapa saat setelah cut loss, kita lihat harga saham itu lompat-lompat sampai ARA.

Sementara itu, para investor terkenal dan sugih-sugih itu semuanya berpegang pada analisis fundamental. Sebutlah nama Benjamin Graham, Peter Lynch, Warren Buffet, Charlie Munger, dan sebagainya. Tekniknya mungkin berbeda-beda, tapi alasan pemilihan saham mereka didasarkan pada kondisi perusahaan, bukan pada hitung-hitungan Fibonacci dan sejenisnya.

Oh ya, memang ada orang seperti Jim Simons yang pintarnya nggak main-main. Dia awalnya adalah matematikawan, seorang dosen, yang kemudian di usia 40an memutuskan mengejar karir di pasar modal. Dia berhasil bikin algoritma sedemikian rupa yang mampu menghasilkan keuntungan rata-rata tahunan sampai 60an% secara konsisten! Sebagai pembanding, keuntungan rata-rata Berkshire Hathaway ketika dipimpin Warren Buffet saja “hanya” 20an%.

But there’s a catch: