investasi

Coal mining at an open pit from above.

Mengapa Harga Batubara Masih Tinggi Hari Ini?

Pertanyaan ini biasanya dijawab secara klise. “Batubara adalah industri siklikal. Harganya naik dan turun. Kalau saat ini tinggi, tahun depan bisa jadi turun.”

Iya, penjelasan tersebut benar, tetapi masih belum menjawab pertanyaan “Mengapa harga batubara masih mahal?” atau “Apa yang menyebabkan naiknya harga batubara?” atau “Kapan kira-kira siklus batubara akan berakhir?”

Artikel singkat ini akan mencoba mengulas pertanyaan tersebut. Tapi sebelum menjawabnya, kita coba lihat sekilas industrinya.

Overview dan Outlook Industri

Para pemimpin dunia memang telah menyampaikan komitmen carbon neutral dalam 30-40 tahun ke depan. Sayangnya, kita belum punya cukup sumber daya yang efisien untuk meraih target tersebut lebih cepat. Sumber energi fosil masih merupakan sumber energi paling efisien, dan itulah sebabnya sumber energi ini masih menyuplai sekitar 70% dari total energi yang kita konsumsi hari ini.

Salah satunya adalah batubara. Pada 2020 lalu, total produksi batubara dunia lebih dari 7,7 miliar ton, yang separuhnya diproduksi di Cina saja. Indonesia berada di posisi ketiga, di bawah India, dengan tingkat produksi lebih dari 500 juta ton pertahun.

Iya, jauh banget memang.

Tapi mengingat industri bajanya juga luar biasa besar, kebutuhan impor batubara metalurgi Cina, khususnya jenis kokas, juga sangat besar. Tapi sebagaimana akan saya bahas di bagian berikutnya, beda industri beda jenis batubaranya. Mungkin batubara yang banyak tersedia di Cina adalah batubara termal, sementara stok batubara metalurginya cukup terbatas. Konsekuensinya, mereka harus impor.

Krisis energi yang terjadi beberapa bulan belakangan bahkan membuat beberapa negara maju mengaktifkan kembali PLTU-nya yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Kabar baik bagi industri batubara tanah air, dari sepuluh negara dengan konsumsi batubara terbesar dunia, empat di antaranya berasal dari Asia: Cina, India, Jepang, dan Korea Selatan.

Kenapa ini kabar baik? Ya sudah tentu karena kebutuhan batubara mereka lebih efisien dipenuhi dari tetangga mereka sendiri sesama negara Asia. Sebenarnya Rusia juga punya peluang menyuplai kebutuhan mereka, tapi kondisi politik menghalangi hal tersebut.

Di Indonesia sendiri, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari PLN menyebutkan perkiraan pertumbuhan demand listrik tahunan rata-rata mencapai 4,9% sampai dengan 2030. Sebagian besarnya masih dipenuhi dari PLTU sehingga demand batubara domestik sampai setidaknya lima tahun ke depan masih akan sangat terjaga.

instrumen investasi

4 Opsi Investasi yang Aman, Bebas Tipu-Tipu, dan Cocok bagi Pemula

Anda punya uang menganggur yang perlu segera diinvestasikan? Atau Anda sedang melirik cara menghasilkan sumber pendapatan kedua selain pekerjaan Anda sekarang?

Tunggu sebentar! Tenangkan diri Anda, tarik nafas dalam-dalam, dan baca baik-baik beberapa paragraf berikut.

Tak bosan-bosannya saya mengulangi, kalau Anda dengar tawaran investasi yang mirip-mirip dengan Binomo, Vtube, atau Mavrodi Mondial Moneybox, cepat-cepatlah bilang tidak. Kalau kerabat Anda menawarkan investasi yang menjanjikan keuntungan bombastis, cepat-cepatlah bilang tidak. Kalau seseorang bilang ada cara mencari uang yang nggak perlu mikir, nggak perlu kerja, dan tinggal tidur di rumah, cepat-cepatlah bilang tidak!

Cari uang itu tidak pernah mudah. Ia membutuhkan komitmen berupa waktu, tenaga, dan/atau uang Anda. Mari kita mulai dari mindset ini.

Ada ratusan juta orang di Indonesia, dan Anda tengah berkompetisi dengan mereka. Maka default-nya, menghasilkan uang itu tidak mudah. Anda perlu upaya fisik dan intelektual ekstra untuk bisa punya penghasilan yang lebih baik daripada kebanyakan orang. Dan itu hanya bisa diperoleh dari belajar keras atau bekerja keras.

Kalau Anda melihat ada orang-orang yang terlihat gampang banget menghasilkan uang (secara halal, tentu saja), percayalah bahwa it’s just the tip of the iceberg. Kemudahan ia menghasilkan uang hanya secuil kisah hidup yang Anda lihat.

Pasti Anda tidak pernah lihat perjuangannya di masa ia masih “susah”. Pasti Anda tidak tahu bagaimana ia membangun pondasi bisnis/profesinya di masa lalu yang memungkinkan dia bisa bekerja sesantai ini. Pasti Anda tidak melihat privilege yang ia nikmati, yang sayangnya tidak Anda punya.

Apakah itu berarti mengembangkan uang yang kita miliki jadi lebih bernilai adalah sesuatu yang mustahil?

Tentu tidak. Saya hanya bilang, kalau ada yang menjanjikan keuntungan bombastis dalam waktu singkat, Anda perlu berhati-hati.

Tapi ada cara aman dalam mengelola keuangan pribadi kita. Ada cara memiliki sumber pendapatan selain gaji Anda sekarang yang bisa Anda lakukan.

Mari kita bahas satu persatu.

Bagaimana Seharusnya JHT Dikelola?

Anda pasti dengar keributan beberapa hari belakangan di media sosial. Kenapa regulasi JHT diubah? Bagaimana dengan pegawai yang tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya?

Dan yang paling ramai: Kenapa sebagian besar dana diinvestasikan di Surat Utang Negara? Apa negara kehabisan uang sehingga perlu menggarong dana pensiun masyarakat? Bagaimana seharusnya dana pensiun dikelola?

Berikut jawabannya.

Dana pensiun dikumpulkan dari iuran pekerja dan pemberi kerja untuk dikelola di satu pool of fund supaya manfaatnya bisa dimanfaatkan pekerja di kemudian hari. Pekerja menitipkan dananya untuk dikelola sehingga dia bisa menikmati hasil pengembangan dana tersebut pada waktu yang disepakati.

Dalam hal Jaminan Kehilangan Pekerjaan, dana nasabah didapatkan ketika mereka kehilangan pekerjaan. Kalau Jaminan Hari Tua, dananya bisa diperoleh seluruhnya ketika mereka masuk usia pensiun, cacat total tetap, atau meninggal dunia.

Daftarnya bisa lebih panjang kalau kita menambahkan Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun, dan produk BPJS Ketenagakerjaan lainnya. Produk itu dibedakan berdasarkan kegunaannya bagi pekerja di masa depan.

Terus kalau JHT hanya bisa dicairkan di usia 56 tahun, bagaimana nasib para pekerja yang kehilangan pekerjaan? Ya gunakan Jaminan Kehilangan Pekerjaan, sesuai peruntukannya.

Dari sisi pekerja, pembedaan ini berguna untuk memperjelas apa saja hak yang mereka terima dari iuran bulanan yang sudah mereka bayarkan.

Dari sisi pengelola dana, ini memperjelas horizon investasi yang harus mereka perhitungkan. Berapa yang dialokasikan untuk investasi jangka pendek, berapa yang untuk investasi jangka panjang. Kalau begini, return investasi juga diharapkan lebih maksimal karena pengelola dana pensiun tidak terlalu tergantung pada instrumen investasi jangka pendek yang biasanya memiliki return lebih kecil.

Tunggu, jadi selama ini dana pensiun itu diinvestasikan?

Cara Memiliki (dan Melunasi) Rumah Sebelum Umur 30

Disclaimer: Kondisi keluarga dan keuangan setiap orang berbeda-beda. Apa yang saya tuliskan di artikel ini belum tentu cocok untuk semua orang, tapi semoga bermanfaat sebagai tambahan perspektif.

Mengingat disclaimer tersebut, izinkan saya cerita sedikit mengenai latar belakang keuangan saya.

Saya bekerja kantoran di Jakarta dan tinggal di daerah satelit berjarak 32 kilometer dari kantor. Saya bukan bagian dari generasi sandwich dan tidak punya anggota keluarga dari orangtua saya yang harus saya tanggung. Ketika tulisan ini ditulis, saya punya dua orang anak dan keduanya belum masuk sekolah. Penghasilan saya adalah satu-satunya sumber penghasilan keluarga. Selain dari kerja kantoran, beberapa tahun lalu saya sempat punya usaha sampingan dengan keuntungan sekitar 70% penghasilan bulanan saya.

Needless to say, saya sangat bersyukur mendapati hal-hal demikian.

Rumah ini saya beli secara tunai setelah 5 tahun bekerja. Bukan rumah baru. Usia rumah ini kira-kira 10 tahun ketika saya membelinya. Harganya sekitar 2-3 kali penghasilan tahunan saya ketika membeli rumah tersebut. Yang perlu diperhatikan, penghasilan bulanan saya di 2 tahun pertama kerja jauh lebih kecil dari itu.

Mengapa saya beli secara tunai?